MAJALAH BARU, PENANDA BARU

Humas Unimal

Menerbitkan majalah tentu bukan pekerjaan mudah di era digital sekarang ini. Namun di sisi lain, meminggirkan publikasi cetak seperti majalah pun tak mungkin. Di lingkungan Kemenristekdikti, majalah terbitan kampus adalah bagian dari publikasi multi-platform yang terus dilakukan.

 

Yang menariknya, penerbitan majalah di kampus Universitas Malikussaleh kali ini menandai hadirnya format kehumasan baru di Unimal. Lembaga Kehumasan yang dibentuk kali ini oleh rektor baru, Dr. Herman Fithra, mengalami pengembangan struktur dan fungsi. Penerbitan Unimalnews yang muncul sejak Februari 2019 adalah citra tentang publikasi baru, yang lebih masif dan merata. Publikasi tidak hanya pada kegiatan rektor dan rektorat saja, tapi juga kegiatan mahasiswa di tingkat program studi.

 

Baru kembali terasa bahwa menerbitkan majalah harus memiliki energi ekstra. Bukan saja berita yang dipilih berasal dari kegiatan yang pernah muncul dalam lini masa Unimalnews, tapi juga bagaimana ia disajikan dengan format majalah, sehingga memiliki cara fabrikasi tinggi baik dari segi tatabahasa, cita rasa estetika kata, hingga pilihan layout dan tampilan visual. Semua harus menandakan semangat baru dari derap evolusi progresif yang bisa menjadi penanda “Unimal baru” dan “Unimal hebat” - dua slogan yang harus diberi kaki konseptual dan epistimologis sehingga tidak terjebak pada jeruji fashion semata.

 

Kehadiran majalah ini juga akan mengatup seluruh daya literasi civitas academica Unimal untuk bisa berkembang dan menajam. Universitas Malikussaleh Magazine ini tentu harus mendorong budaya ini hingga jauh, karena kepanggahan pilar perguruan tinggi pada tiga aspeknya tidak bisa dilepaskan dari keterampilan literasi.

 

Karenanya pengetahuan dan pengalaman dari penguruan tinggi ini harus mampu dikembangkan secara prolifik menjadi ruang pertarungan realitas, dalam wacana baru, dan cara bekomunikasi yang juga baru. Karena tugas peradaban sesungguhnya bukan mencipta sesuatu yang baru, apalagi dalam perjalanan waktu yang sudah sangat tua, tapi mencari kebaruan dengan sisi-sisi yang bisa dipahami oleh masyarakat zaman sekarang. Kata-kata reportase – mengutip penyair Palestina Mahmoud Darwish – harus mampu menjadi cahaya bulan yang menerjang kegelapan. Tulisan harus bisa menjadi clara et distincta, yang jelas-cemerlang dan terpilah antara yang otentik dan afkiran.

 

 

Carpe diem. Vox auditta perit, littera scripta manet. Hanya dengan menulis, termasuk di Universitas Malikussaleh Magazine ini, pikiran dan informasi diabadikan. Demi majunya perguruan tinggi dan demi tradisi literasi yang terus bergulir

 

Teuku Kemal Fasya

Pemimpin Redaksi


Lainnya di ARAH PERUBAHAN BARU