Batasan Jumlah Kata

Bisma Yadhi Putra

BELAKANGAN saya mulai tak tertarik lagi mengirim artikel (opini) ke media cetak. Padahal pada waktu lalu itu termasuk kesibukan utama. Saya terbiasa duduk berlama­lama setiap hari demi menyelesaikan sejumlah esai atau artikel. Saya begitu tergila­gila dengan misi muncul di koran sedikitnya satu kali dalam sebulan.

Sekarang tidak begitu lagi. Bukan karena honor yang disediakan tak seberapa. Saya rutin mengirim artikel ke salah satu koran yang honornya cuma Rp 100.000/tulisan. Itu tak pernah menjadi masalah, sebab yang terpenting adalah mengetahuai orangorang telah membaca pandangan saya lalu menanggapinya dengan komentar apresiatif maupun kritik.