Rina Yusdarifa, Berusaha Terbaik di Perantauan

SHARE:  

Humas Unimal

Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar kata “merantau”? Jika kita simak dari riwayat seorang pernyataan seorang pakar hadist di atas, maka merantau bukan hanya sekedar meninggalkan kampung halaman berbekal nekat, tapi usaha manusia untuk membangun pola pikir yang matang sebelum langkah kaki meninggalkan segala kenyamanan di tanah kelahiran.
Hal itulah yang juga menjadi tekad Rina Yusdarifa Sembiring, mahasiswa Prodi Antropologi FISIP Universitas Malikussaleh. Rina,  salah satu dari ribuan mahasiswa yang menjalani pendidikan di perantauan. Perempuan dari etnis Karo dengan marga Sembiring ini lahir di Desa Payung, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, 10 September 1997. Ayahnya memiliki darah Padang, sedangkan ibunya memiliki campuran DNA Jawa. Bisa dikatakan ia telah memiliki garis etnis yang beragam, tidak menunggal dengan darah Karo.
Meski demikian, kedua orangtuanya memiliki semangat yang amat sangat besar dan cita-cita untuk menyekolahkan semua anak-anaknya ke jenjang tertinggi. Rina sendiri mempunyai riwayat pendidikan yang hampir sama dengan anak-anak Karo pada umumnya, yaitu jejak sekolah dasar hingga menengah dihabiskan di kampung halaman.

 


Edisi Lainnya